Reflektif Kritis terkait Konsep Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks pendidikan di Jawa Barat serta sekolah secara khusus:
1. Pendidikan sebagai Panggilan Jiwa:
- Pemikiran KHD bahwa pendidikan bukan hanya sekadar proses transfer pengetahuan, tetapi juga panggilan jiwa untuk membentuk karakter dan kepribadian individu, masih relevan dengan pendidikan Indonesia modern yang semakin mengedepankan pembentukan karakter, nilai-nilai moral, dan kepemimpinan.
2. Pendidikan untuk Kemandirian:
- KHD sangat memperjuangkan pendidikan yang membebaskan bangsa dari penjajahan pikiran dan membangun generasi yang mandiri, kreatif, dan inovatif. Hal ini relevan dengan tantangan pendidikan saat ini di Indonesia.
3. Pendidikan Demokratis:
- Pemikiran KHD tentang pendidikan yang demokratis, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tercermin dalam upaya sekolah Bapak/Ibu untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan adil bagi semua siswa.
4. Pengembangan Bahasa dan Kebudayaan Indonesia:
- Sebagai pendiri Taman Siswa, KHD menekankan pentingnya penggunaan dan pengembangan bahasa Indonesia serta kebudayaan Indonesia dalam pendidikan. Hal ini tercermin dalam upaya sekolah Bapak/Ibu untuk memperkuat identitas budaya lokal dan nasional melalui kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler.
5. Pendidikan Sebagai Sarana Transformasi Sosial:
- Pemikiran KHD tentang pendidikan sebagai sarana untuk mengubah masyarakat dan menciptakan perubahan sosial positif masih relevan dalam konteks pendidikan saat ini, di mana pendidikan diharapkan dapat memberdayakan individu untuk berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi bangsa.
Setelah mempelajari materi tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara, saya melihat beberapa hal pada diri saya sebagai seorang pendidik:
- Saya berharap dapat mengadopsi prinsip inklusivitas dan kesetaraan dalam pembelajaran. Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya memberikan pendidikan yang merata kepada semua kalangan, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya.
- Saya ingin dapat menuntun dan mengembangkan kekuatan kodrat atau potensi alami yang dimiliki oleh para peserta didik. Sebagai pendidik, saya harus dapat memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya kekuatan kodrat peserta didik agar mereka dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
- Saya perlu terus belajar dan memperbaiki diri agar dapat menjadi pendidik yang relevan dan dapat menjawab kebutuhan peserta didik di zaman sekarang. Peserta didik saat ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan masa lalu, sehingga saya harus dapat menyesuaikan pendekatan dan metode pembelajaran.
- Saya harus dapat menjadi teladan bagi peserta didik dalam hal kemandirian dan kemerdekaan. Sebagai pendidik, saya harus terlebih dahulu menjadi pribadi yang merdeka, bersandar pada kekuatan diri sendiri, dan tidak tergantung pada orang lain. Dengan demikian, saya dapat menuntun peserta didik untuk menjadi manusia yang merdeka pula.
- Murid-murid menjadi lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, murid-murid didorong untuk lebih aktif mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, bukan hanya pasif menerima informasi dari guru.
- Murid-murid menunjukkan peningkatan motivasi belajar. Guru dapat mengemas pembelajaran secara menarik sehingga meningkatkan motivasi belajar murid-murid.
- Murid-murid diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan minat serta bakatnya. Guru menerapkan konsep "merdeka belajar" dengan memberikan kebebasan kepada murid-murid untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan kreativitas masing-masing.
- Murid-murid menunjukkan peningkatan dalam aspek karakter dan budi pekerti. Guru menciptakan kultur dan iklim sekolah yang baik serta menjadi teladan bagi murid-murid dalam bersikap dan mengelola emosi.
- Murid-murid lebih antusias dan bersemangat dalam pembelajaran yang mengintegrasikan permainan, eksplorasi, dan praktikum. Hal ini sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa kodrat anak adalah bermain.
---
Referensi:
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih