Hakikat Perilaku Mahabbah

Hakikat Perilaku Mahabbah 

Firman Allah SWT. dalam QS. Al-Baqarah/2: 165:

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّـهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُم كَحُبِّ اللَّـهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّـهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّـهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّـهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

Artinya: "Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangatlah kuat cintanya kepada Allah. Dan jika orang-orang yang zalim itu melihat azab yang mereka terima (di hari kiamat), niscaya mereka akan mengetahui bahwa kekuatan itu milik Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya."

Ayat ini mengingatkan kita bahwa di dunia ini terdapat banyak orang yang menyembah dan mencintai selain Allah SWT. Mereka menganggap sesuatu atau seseorang sebagai tuhan atau sekutu bagi Allah. Namun, orang-orang yang beriman, mereka memiliki cinta yang lebih kuat kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan siapapun atau apapun.

Ayat ini juga menyampaikan bahwa pada hari kiamat, orang-orang yang zalim akan melihat azab yang mereka terima dan menyadari bahwa kekuatan sejati hanya dimiliki oleh Allah SWT. Mereka akan menyadari bahwa Allah adalah Yang Maha Kuat dalam memberikan siksaan yang berat.

Dengan demikian, ayat ini mengajarkan kita untuk memperkuat cinta dan ketaatan kita kepada Allah SWT, serta menjauhi penyembahan terhadap selain-Nya. Semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamba yang mencintai Allah dengan segenap hati dan menjauhi segala bentuk kesyirikan. 

A. Pengertian

Pengertian Mahabbah adalah konsep cinta yang mendalam dan istimewa terhadap sesuatu, terutama kepada Allah SWT. Istilah "mahabbah" berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan dalam bahasa Arab yang berarti mencintai secara mendalam. Dalam pandangan tasawuf, mahabbah juga berarti mencintai Allah dengan patuh kepada-Nya sekaligus membenci sikap yang melawan kepada-Nya.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait pengertian mahabbah:

1. Perasaan Rindu dan Senang: Mahabbah merupakan perasaan rindu dan senang yang istimewa terhadap sesuatu. Perasaan ini membuat seseorang terpusat pada objek cintanya dan mendorongnya untuk memberikan yang terbaik.

2. Kasih dan Penyayang: Mahabbah juga dapat diartikan sebagai al-waduud, yang berarti sangat kasih atau penyayang. Dalam konteks ini, mahabbah menggambarkan sifat Allah yang penuh kasih sayang terhadap makhluk-Nya.

3. Mencintai Allah dengan Ketulusan: Mahabbah kepada Allah haruslah dilandasi oleh ketulusan dan kesungguhan hati untuk mengorbankan apa saja kepada-Nya. Mahabbah yang murni tidak mengharapkan apa pun dari Allah kecuali ridha-Nya.

4. Mengosongkan Hati dari Segala-galanya: Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang yang mencintai Allah dengan mahabbah berhasil mengosongkan hatinya dari segala-galanya kecuali hanya Allah. Ini berarti bahwa hati yang mencintai Allah dengan mahabbah tidak terikat pada hal-hal duniawi yang sementara.

5. Cinta yang Melahirkan Kasih Sayang: Cinta kepada Allah juga akan melahirkan bentuk kasih sayang kepada sesama manusia dan seluruh alam semesta. Mahabbah kepada Allah menginspirasi seseorang untuk berbuat baik dan menyebarkan kebaikan kepada makhluk lain.

B. Macam-macam cinta

Macam-macam mahabbah (kecintaan) dalam Islam dapat dibagi menjadi beberapa bentuk. Berikut adalah beberapa macam-macam mahabbah yang dapat ditemukan dalam ajaran Islam:

1. Mahabbahullah (Cinta kepada Allah): Ini adalah bentuk cinta yang paling utama dalam Islam. Cinta kepada Allah adalah dasar utama dari keimanan seseorang.

2. Al-mahabbah fillah (Cinta karena Allah): Ini adalah bentuk cinta yang melibatkan loyalitas kepada kaum mukminin dan mencintai mereka secara global. Setiap individu di antara mereka dicintai sesuai dengan kadar kedekatan dan ketaatannya kepada Allah. Cinta ini dianggap sebagai kewajiban dalam Islam.

3. Mahabbah ma'allah (Kecintaan bersama Allah): Ini adalah bentuk cinta yang mencintai selain Allah dengan kecintaan yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah. Contohnya adalah kecintaan kaum musyrik terhadap berhala-berhala mereka. Kecintaan semacam ini dianggap sebagai bentuk syirik dalam Islam.

4. Mahabbah thabi'iyyah (Kecintaan yang wajar): Ini adalah bentuk cinta yang diperbolehkan dalam Islam. Contohnya adalah cinta kepada orang tua, anak-anak, makanan, dan hal-hal lain yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari.

Dalam Islam, cinta kepada Allah dan Rasul-Nya serta cinta dalam menolong agama Allah (jihad fi sabilillah) dianggap sebagai bentuk cinta yang paling utama dan harus ditempatkan di atas segala bentuk cinta lainnya.

C. Hikmah Mencintai Allah SWT.

Hikmah mencintai Allah SWT adalah sebuah konsep yang penting dalam agama Islam. Berikut adalah beberapa hikmah atau manfaat yang dapat diperoleh ketika seseorang mencintai Allah SWT:

1. Ketenangan Hati: Mencintai Allah SWT dapat memberikan ketenangan dalam hati seseorang, sehingga tidak mudah tergoyahkan oleh godaan nafsu atau pengaruh negatif dari orang lain.

2. Petunjuk dan Bimbingan: Allah SWT akan memberikan petunjuk dan bimbingan kepada orang yang mencintai-Nya. Dengan demikian, orang tersebut akan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan terpuji.

3. Rasa Kasih Sayang yang Tinggi: Mencintai Allah SWT akan meningkatkan rasa kasih sayang terhadap sesama makhluk, seperti anak yatim, fakir miskin, dan sesama muslim. Hal ini akan mencerminkan jiwa sosial yang tinggi.

4. Pengampunan dan Pahala Besar: Orang yang mencintai Allah SWT akan diampuni dosanya dan mendapatkan pahala yang besar karena ketaatan dan kepatuhan terhadap perintah dan larangan-Nya.

5. Kemudahan Hidup: Allah SWT akan memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan hidup bagi orang yang mencintai-Nya, terutama bagi mereka yang mengikuti ajaran Al-Qur'an dan Hadis.

6. Mencegah Perbuatan Syirik: Dengan mencintai Allah SWT dan menyadari kebesaran-Nya, seseorang akan terhindar dari perbuatan syirik dan tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu atau siapapun.

7. Rasa Syukur yang Bertambah: Mencintai Allah SWT akan meningkatkan rasa syukur terhadap segala nikmat yang diberikan-Nya. Seseorang akan lebih menghargai dan bersyukur atas karunia-Nya.

8. Ketaatan yang Bertambah: Mencintai Allah SWT akan memperkuat ketaatan seseorang terhadap-Nya. Seseorang akan lebih mudah membedakan perintah dan larangan Allah SWT, dan hatinya akan selalu ingat kepada-Nya.

9. Kebahagiaan yang Sejati: Mencintai Allah SWT dengan tulus akan memberikan kebahagiaan yang sejati dalam hati seseorang. Hati yang mencintai Allah akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang sebenarnya.

D. Cara menumbuhkan cinta kepada Allah SWT.

Cara menumbuhkan cinta kepada Allah SWT adalah suatu upaya yang penting dalam memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan cinta kepada Allah SWT:

1. Memperdalam Pengetahuan tentang Allah SWT: Salah satu cara untuk menumbuhkan cinta kepada Allah SWT adalah dengan memperdalam pengetahuan tentang-Nya. Pelajari ajaran-ajaran agama Islam, baca dan renungkan ayat-ayat Al-Qur'an, dan pelajari kehidupan Rasulullah SAW. Semakin Anda memahami kebesaran dan keagungan Allah SWT, semakin besar pula cinta Anda kepada-Nya.

2. Beribadah dengan Kehadiran Allah SWT dalam Pikiran: Saat Anda melaksanakan ibadah, usahakan untuk selalu mengingat kehadiran Allah SWT dalam pikiran Anda. Fokuskan pikiran dan hati Anda pada-Nya, dan lakukan ibadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Dengan demikian, ibadah Anda akan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menumbuhkan cinta kepada-Nya.

3. Mengamalkan Ajaran-Ajaran Islam dalam Kehidupan Sehari-hari: Salah satu cara yang efektif untuk menumbuhkan cinta kepada Allah SWT adalah dengan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Terapkan nilai-nilai Islam dalam berinteraksi dengan sesama, berbuat kebajikan, dan menjauhi larangan-Nya. Dengan mengamalkan ajaran Islam, Anda akan merasakan keberkahan dan kebahagiaan yang akan memperkuat cinta Anda kepada Allah SWT.

4. Berdoa dan Memohon kepada Allah SWT: Selalu berdoa dan memohon kepada Allah SWT untuk menumbuhkan cinta kepada-Nya. Sampaikan keinginan Anda untuk semakin mencintai Allah SWT dan memperkuat hubungan spiritual dengan-Nya. Berdoa adalah sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, dan dengan berdoa secara konsisten, Anda akan merasakan kehadiran-Nya dalam hidup Anda dan cinta kepada-Nya akan semakin tumbuh.

5. Merenungkan Nikmat-Nikmat Allah SWT: Selalu merenungkan nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan kepada Anda. Bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya, baik yang besar maupun yang kecil. Dengan menyadari dan menghargai nikmat-nikmat Allah SWT, Anda akan semakin mencintai-Nya dan merasakan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan Anda.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menumbuhkan cinta kepada Allah SWT dan memperkuat hubungan spiritual dengan-Nya. Ingatlah bahwa cinta kepada Allah SWT adalah suatu proses yang terus-menerus, dan semakin Anda mendekat kepada-Nya, semakin besar pula cinta Anda kepada-Nya.

E. Perilaku yang mencerminkan cinta kepada Allah SWT.

Perilaku yang mencerminkan cinta kepada Allah SWT dapat dilihat dari beberapa tanda dan cara yang diajarkan dalam Al-Quran dan hadis. Berikut adalah beberapa perilaku yang mencerminkan cinta kepada Allah SWT:

1. Bersegera melakukan perbuatan baik: Orang yang sungguh-sungguh mencintai Allah akan bersegera dalam melakukan kebaikan tanpa menunda-nunda atau menangguhkan. Mereka senantiasa berusaha untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dengan harapan dan cemas kepada Allah.

2. Takut pada azab Allah : Orang yang mencintai Allah akan memiliki rasa takut pada azab-Nya. Mereka menyadari bahwa azab Allah adalah sesuatu yang harus ditakuti dan berusaha untuk menjauhi perbuatan maksiat.

3. Mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segala sesuatu : Kecintaan pada Allah harus melebihi cinta pada apapun, termasuk cinta pada orangtua, anak, pasangan hidup, keluarga, harta, dan hal-hal duniawi lainnya. Mereka lebih mengutamakan perintah dan larangan Allah daripada segala hal yang dianggap berharga dalam kehidupan dunia.

4. Mengikuti sunah Rasulullah: Orang yang mencintai Allah akan mengikuti dan mengamalkan sunah Rasulullah. Mereka menyadari bahwa Rasulullah adalah kekasih Allah yang paling utama, dan dengan mengikuti sunahnya, mereka mendapatkan kasih sayang dan pengampunan dari Allah.

5. Bergetar mendengar asma Allah disebutkan : Orang yang mencintai Allah akan merasakan getaran dalam hatinya ketika mendengar asma Allah disebutkan. Mereka memiliki kepekaan terhadap ayat-ayat Allah dan asma-Nya, dan iman mereka bertambah ketika mendengar ayat-ayat-Nya.

Dengan melakukan perilaku-perilaku di atas, kita dapat mencerminkan cinta kita kepada Allah SWT. Namun, perlu diingat bahwa cinta kepada Allah bukan hanya sekedar perasaan, tetapi juga harus diwujudkan dalam tindakan dan perilaku sehari-hari.

Tugas:

Berikut adalah 5 soal esai:

1. Jelaskan pengertian mahabbah dalam Islam dan bagaimana hubungannya dengan cinta kepada Allah SWT.

2. Apa yang dapat kita pelajari dari ayat Al-Qur'an tentang perilaku mahabbah? Bagaimana ayat tersebut menggambarkan perbedaan antara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang zalim?

3. Bagaimana pengertian mahabbah dalam pandangan tasawuf? Apa yang dimaksud dengan mencintai Allah dengan patuh kepada-Nya sekaligus membenci sikap yang melawan kepada-Nya?

4. Sebutkan dan jelaskan beberapa poin penting terkait pengertian mahabbah.

5. Bagaimana macam-macam cinta (mahabbah) dalam Islam dapat dibagi? Jelaskan setiap bentuk cinta tersebut dan berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Selamat mengerjakan, semoga pertanyaan ini dapat membantu meningkatkan pemahamanmu terkait hakikat perilaku mahabbah. 

ref:

https://khazanah.republika.co.id/berita/oxp89k313/memahami-konsep-mahabbah

https://www.binamuslim.com/macam-macam-mahabbah-kecintaan/

kepada-allah-dan-cara-menjaganya


Komentar

Postingan Populer