Surat Al-Fatihah Ayat 4: Mengenal Raja dan Hari Pembalasan

Surat Al-Fatihah adalah surat pembuka dalam Al-Qur'an yang memiliki makna dan keutamaan yang luar biasa. Dalam ayat keempatnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengungkapkan salah satu sifat-Nya yang penting, yaitu sebagai 

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

Māliki yaumid-dīn, yang dapat diterjemahkan sebagai "Yang menguasai di Hari Pembalasan." Ayat ini mengandung makna yang dalam dan memiliki implikasi yang mendalam bagi kehidupan seorang muslim.

Dalam tafsir Al-Muyassar oleh Kementerian Agama Saudi Arabia, dijelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah satu-satunya yang memiliki kekuasaan pada hari kiamat, yaitu hari pembalasan atas amal perbuatan. Ayat ini juga mengingatkan seorang muslim akan datangnya hari akhir dan memberi motivasi untuk mempersiapkan diri dengan amal shalih serta menjauhi maksiat dan keburukan.

Dalam tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, disebutkan bahwa salah satu rahmat Allah adalah menjadikan balasan di hari pembalasan sesuai dengan amalan. Hal ini bertujuan untuk menolong orang yang terzalimi dan membalas hamba-hamba Allah dengan pahala atau siksa. Pada hari itu, Allah berkehendak sesuai dengan kehendak-Nya, mengampuni yang Dia kehendaki dan mengazab yang Dia kehendaki dengan keadilan dan kemurahan-Nya. Hal ini menumbuhkan harapan pada rahmat-Nya dan rasa takut akan hari pembalasan.

Dalam tafsir Al-Mukhtashar, disebutkan bahwa ayat ini mengagungkan Allah sebagai Maha Raja Pemilik segalanya pada hari kiamat. Tidak ada satu jiwa pun yang memiliki kuasa atas jiwa lainnya. "Yaumuddīn" berarti hari pembalasan dan perhitungan.

Dalam tafsir Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, dijelaskan bahwa ayat ini memiliki dua bacaan, yaitu "malik" yang berarti raja dan "mālik" yang berarti pemilik. Ada perbedaan pendapat mengenai makna kedua kata tersebut. Namun, yang jelas, Allah adalah Maha Raja dan Maha Pemilik atas segala sesuatu. Sedangkan "Yaumud-Dīn" mengacu pada hari pembalasan dari Allah kepada hamba-hamba-Nya.

Ayat ini juga disebutkan dalam tafsir Li Yaddabbaru Ayatih, yang menjelaskan beberapa poin penting. Pertama, ayat ini membuktikan keberadaan hari kiamat. Kedua, ayat ini menegaskan bahwa setiap amalan akan mendapatkan balasan, baik yang baik maupun yang buruk. Ketiga, Allah sebagai Tuhan semesta alam akan menyelenggarakan pengadilan pada hari kiamat. Keempat, Allah menetapkan hukum yang adil dalam pembalasan-Nya.

Dalam tafsir Al-Wajiz, disebutkan bahwa Allah adalah Raja segala urusan pada hari perhitungan dan pembalasan. Dialah satu-satunya penguasa pada hari itu.

Ayat ini juga disebutkan dalam tafsir Ash-Shaghir, as-Sa'di, dan tafsir lainnya dengan penekanan pada pemilik hari pembalasan.

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ayat keempat Surat Al-Fatihah mengandung pengakuan akan kekuasaan Allah sebagai Maha Raja dan Pemilik segalanya pada hari pembalasan. Ayat ini mengajarkan pentingnya mempersiapkan diri dengan amal shalih dan menjauhi maksiat, serta mengingatkan kita akan adanya hari perhitungan dan balasan yang akan datang.

Semoga penjelasan singkat ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang ayat keempat Surat Al-Fatihah dan menginspirasi kita untuk mengambil pelajaran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a'lam.

---

ref : 

https://tafsirweb.com/53-surat-al-fatihah-ayat-4.html

Komentar

Postingan Populer