Hadits Nabi Tentang Proses Penurunan Wahyu

Dalam Islam, wahyu merupakan salah satu cara Allah berkomunikasi dengan Rasul-Nya. Wahyu ini dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari. Dalam hadits ini, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bagaimana proses penurunan wahyu kepadanya.

عن عائشة أم المؤمنين رضي الله عنها، أن الحارث بن هشام رضي الله عنه سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله، كيف يأتيك الوحي؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «أحيانا يأتيني مثل صلصلة الجرس، وهو أشده علي، فيفصم عني وقد وعيت عنه ما قال، وأحيانا يتمثل لي الملك رجلا فيكلمني فأعي ما يقول» قالت عائشة رضي الله عنها: ولقد رأيته ينزل عليه الوحي في اليوم الشديد البرد، فيفصم عنه وإن جبينه ليتفصد عرقا

Dari Aisyah Ummul Mukminin RA, istri Nabi Muhammad SAW, menceritakan bahwa Harits bin Hisyam RA bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, bagaimana wahyu turun kepada Anda?" Rasulullah SAW menjawab, "Kadang-kadang wahyu turun kepadaku seperti bunyi lonceng yang sangat keras, sehingga aku hampir terserang kejang. Kemudian wahyu itu berhenti dan aku dapat mengerti apa yang dikatakan oleh wahyu tersebut. Kadang-kadang pula malaikat datang kepada ku dalam bentuk manusia dan berbicara kepada ku, dan aku dapat memahami apa yang dia katakan." Aisyah berkata, "Saya pernah melihat wahyu turun kepada beliau pada hari yang sangat dingin, dan beliau hampir terserang kejang. Keringat pun mengalir di dahi beliau."

Hadits ini diriwayatkan oleh Aisyah, salah satu istri Nabi Muhammad SAW. Suatu hari, Harits bin Hisyam, seorang sahabat Nabi, bertanya kepada Rasulullah, "Bagaimana wahyu turun kepadamu?" Nabi Muhammad SAW menjawab, "Terkadang wahyu turun kepadaku seperti bunyi lonceng yang sangat keras, sehingga aku hampir terserang kejang. Kemudian wahyu itu berhenti dan aku dapat mengerti apa yang dikatakan oleh wahyu tersebut. Kadang-kadang malaikat datang kepadaku dalam bentuk manusia dan berbicara kepada ku, dan aku dapat memahami apa yang dia katakan."

Dalam penjelasan hadits ini, Nabi Muhammad SAW menggambarkan dua cara penurunan wahyu kepadanya. Pertama, wahyu turun dengan suara yang sangat keras, seperti bunyi lonceng. Proses penurunan wahyu ini sangat intens dan menakutkan sehingga Rasulullah hampir terserang kejang. Namun, setelah proses ini berakhir, Nabi dapat memahami dan mengerti apa yang wahyu tersebut sampaikan.

Kedua, malaikat datang kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk manusia dan berbicara dengannya. Dalam hal ini, Nabi juga dapat memahami apa yang malaikat sampaikan. Proses ini lebih ringan dibandingkan dengan penurunan wahyu melalui suara yang keras.

Dari hadits ini, kita dapat mengambil beberapa pelajaran. Pertama, proses penurunan wahyu adalah sesuatu yang luar biasa dan tidak biasa. Itu menunjukkan betapa pentingnya pesan yang ingin disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Kedua, Nabi Muhammad SAW adalah seorang rasul yang istimewa, karena mampu menerima dan memahami wahyu dengan baik.

Selain itu, hadits ini juga memberikan gambaran tentang keberanian Nabi Muhammad SAW dalam menerima wahyu. Meskipun proses penurunan wahyu bisa sangat menakutkan dan intens, Nabi tetap tegar dan siap menerima pesan yang Allah sampaikan. Hal ini menunjukkan keteguhan hati dan keimanan yang kuat dari Nabi Muhammad SAW.

Dalam Islam, kita diajarkan untuk menghormati dan menghargai wahyu yang telah Allah sampaikan kepada Rasul-Nya. Wahyu ini merupakan sumber hukum utama dalam agama Islam dan menjadi pedoman bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah dan kehidupan sehari-hari.

Dengan memahami proses penurunan wahyu ini, kita dapat lebih menghargai dan memahami betapa pentingnya wahyu dalam kehidupan kita sebagai umat Muslim. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang berharga dari hadits ini serta mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

---

ref:

https://hadithprophet.com/hadith-30955.html

Komentar

Postingan Populer