Makna Akhlak Secara Terminologi
Makna Akhlak Secara Terminologi
مَعنى الأخلاقِ اصطِلاحًا:
عَرَّف الجُرجانيُّ الخُلُقَ بأنَّه: (عِبارةٌ عن هَيئةٍ للنَّفسِ راسِخةٍ تَصدُرُ عنها الأفعالُ بسُهولةٍ ويُسرٍ من غَيرِ حاجةٍ إلى فِكرٍ ورَويَّةٍ، فإن كان الصَّادِرُ عنها الأفعالَ الحَسَنةَ كانتِ الهَيئةُ خُلُقًا حَسَنًا، وإن كان الصَّادِرُ منها الأفعالَ القَبيحةَ سُمِّيَتِ الهَيئةُ التي هي مَصدَرُ ذلك خُلُقًا سَيِّئًا) .
وعَرَّفه ابنُ مِسكَوَيهِ بقَولِه: (الخُلُقُ: حالٌ للنَّفسِ داعيةٌ لها إلى أفعالِها من غَيرِ فِكرٍ ولا رَويَّةٍ، وهذه الحالُ تَنقَسِمُ إلى قِسمَينِ: منها ما يَكونُ طَبيعيًّا من أصلِ المِزاجِ، كالإنسانِ الذي يُحَرِّكُه أدنى شَيءٍ نَحوَ غَضَبٍ، ويَهيجُ من أقَلِّ سَبَبٍ، وكالإنسانِ الذي يَجبُنُ من أيسَرِ شَيءٍ، أو كالذي يَفزَعُ من أدنى صَوتٍ يَطرُقُ سَمعَه، أو يَرتاعُ من خَبَرٍ يَسمَعُه، وكالذي يَضحَكُ ضَحِكًا مُفرِطًا من أدنى شَيءٍ يُعجِبُه، وكالذي يَغتَمُّ ويَحزَنُ من أيسَرِ شَيءٍ يَنالُه. ومنها ما يَكونُ مُستَفادًا بالعادةِ والتَّدَرُّبِ، ورُبَّما كان مَبدَؤُه بالرَّويَّةِ والفِكرِ، ثمَّ يَستَمِرُّ أوَّلًا فأوَّلًا، حتَّى يَصيرَ مَلَكةً وخُلُقًا) .
وقال السُّيوطيُّ: (الخُلُقُ: مَلَكةٌ نَفسانيَّةٌ تَصدُرُ عنها الأفعالُ النَّفسانيَّةُ بسُهولةٍ من غَيرِ رَويَّةٍ.
وقيل: هو اسمٌ جامِعٌ للقوى المُدرَكةِ بالبَصيرةِ، وتُجعَلُ تارةً للقوى الغَريزيَّةِ، وتارةً للحالةِ المُكتَسَبةِ التي بها يَصيرُ الإنسانُ خَليقًا أن يَفعَلَ شَيئًا دونَ شَيءٍ) .
وقيل: (الخُلُقُ صِفةٌ مُستَقِرَّةٌ في النَّفسِ -فِطريَّةٌ أو مُكتَسَبةٌ- ذاتُ آثارٍ في السُّلوكِ مَحمودةٍ أو مَذمومةٍ) .
وقد عَرَّف بَعضُ الباحِثينَ الأخلاقَ في نَظَرِ الإسلامِ بأنَّها عِبارةٌ عن (مَجموعةِ المَبادِئِ والقَواعِدِ المُنَظِّمةِ للسُّلوكِ الإنسانيِّ، التي يُحَدِّدُها الوَحيُ؛ لتَنظيمِ حَياةِ الإنسانِ، وتَحديدِ علاقَتِه بغَيرِه على نَحوٍ يُحَقِّقُ الغايةَ من وُجودِه في هذا العالَمِ على أكمَلِ وَجهٍ) .
ref: dorar.net
Makna akhlak secara terminologi:
Al-Jurjani mendefinisikan akhlak sebagai "wujud yang teguh dalam jiwa yang menghasilkan tindakan dengan mudah dan tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan. Jika tindakan yang dihasilkan adalah baik, maka wujud tersebut disebut sebagai akhlak yang baik. Namun, jika tindakan yang dihasilkan adalah buruk, maka wujud yang menjadi sumbernya disebut sebagai akhlak yang buruk."
Ibnu Maskawaih mendefinisikan akhlak sebagai "keadaan jiwa yang mendorongnya untuk bertindak tanpa pemikiran dan pertimbangan. Keadaan ini dapat dibagi menjadi dua jenis: yang bersifat alami dari bawaan sifat, seperti seseorang yang marah dengan hal yang sepele atau mudah terprovokasi dengan penyebab yang kecil. Ada pula yang bersifat terlatih dan terbiasa, mungkin dimulai dengan pemikiran dan pertimbangan, kemudian berlanjut secara bertahap hingga menjadi sifat dan akhlak yang tetap."
Al-Suyuti mengatakan bahwa akhlak adalah "kekuatan jiwa yang menghasilkan tindakan-tindakan jiwa dengan mudah tanpa pemikiran."
Ada juga yang mengatakan bahwa akhlak adalah "sifat yang tetap dalam jiwa - baik itu bawaan atau yang diperoleh - yang memiliki dampak pada perilaku yang baik atau buruk."
Beberapa peneliti mendefinisikan akhlak dalam pandangan Islam sebagai "kumpulan prinsip dan aturan yang mengatur perilaku manusia, yang ditentukan oleh wahyu untuk mengatur kehidupan manusia dan menentukan hubungannya dengan orang lain agar mencapai tujuan keberadaannya di dunia ini dengan cara yang terbaik."
Penejelasan:
Akhlak dalam Islam adalah konsep yang luas yang mencakup perilaku, moralitas, dan karakter seseorang. Hal ini didasarkan pada ajaran agama Islam yang diungkapkan dalam Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Tujuan utama dari akhlak dalam Islam adalah untuk membimbing manusia menuju kesempurnaan moral dan spiritual.
Akhlak yang baik dalam Islam mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan diri sendiri. Beberapa prinsip dan nilai-nilai akhlak yang penting dalam Islam antara lain:
1. Taqwa: Ketakwaan kepada Allah SWT adalah dasar dari akhlak yang baik dalam Islam. Taqwa mengacu pada kesadaran dan penghormatan terhadap Allah SWT, serta melakukan perbuatan yang benar dan menjauhi yang salah.
2. Ihsan: Ihsan berarti berbuat baik dan melakukan segala sesuatu dengan kebaikan dan keunggulan. Ini mencakup memberikan yang terbaik dalam segala hal yang kita lakukan, baik dalam ibadah kepada Allah maupun dalam hubungan dengan sesama manusia.
3. Adil: Adil berarti berlaku adil dan merata dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam memberikan hak-hak kepada orang lain dan memperlakukan semua orang dengan adil.
4. Kasih sayang: Islam menekankan pentingnya kasih sayang dan belas kasih terhadap sesama manusia. Ini mencakup membantu orang lain dalam kesulitan, memaafkan kesalahan mereka, dan berbagi kebahagiaan mereka.
5. Kesabaran: Kesabaran adalah sifat yang penting dalam menjalani kehidupan. Islam mengajarkan pentingnya bersabar dalam menghadapi cobaan dan kesulitan, serta menahan diri dari amarah dan perilaku yang buruk.
6. Kesederhanaan: Islam mendorong umatnya untuk hidup dengan sederhana dan tidak berlebihan dalam hal kekayaan dan materi. Ini melibatkan pengendalian diri terhadap hawa nafsu yang berlebihan dan pemenuhan kebutuhan dasar dengan cara yang moderat.
7. Kejujuran: Kejujuran adalah prinsip penting dalam Islam. Islam menekankan pentingnya berbicara jujur, menjaga janji, dan menghindari kecurangan dan pembohongan.
8. Kehormatan: Kehormatan terhadap diri sendiri dan orang lain adalah nilai yang penting dalam Islam. Ini melibatkan menghormati hak-hak dan martabat setiap individu, serta menghindari perilaku yang mempermalukan atau merendahkan orang lain.
Ini adalah hanya beberapa nilai dan prinsip akhlak yang penting dalam Islam. Akhlak yang baik adalah bagian integral dari kehidupan seorang Muslim, dan ia harus berupaya untuk mengembangkan dan menerapkannya dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih